TRADISI PERNIKAHAN DALAM ADAT SUKU SASAK LOMBOK TIMUR

Herman Shofyan
TRADISI PERNIKAHAN SUKU SASAK

Pada dasarnya pernikahan  di Lombok Timur adalah sama seperti bagian lain dari Lombok. Perkawinan didahului oleh penculikan pengantin oleh pengantin pria. Tentu saja, dengan perjanjian dan persetujuan dari pengantin itu sendiri. Menikah dalam suku sasak disebut "Mararik". Pengantin yang telah diculik, tinggal selama beberapa hari di rumah atau keluarga pengantin pria. Berikut adalah prosedur berikutnya:

Mesejati
Pihak keluarga mempelai laki-laki dikirim beberapa tokoh masyarakat setempat atau pemimpin tradisional untuk melaporkan kepada kepala desa atau kepala dusun untuk mengumumkan perkawinan calon mempelai pria dan kemudian melaporkan kepada keluarga calon pengantin pria.
Selabar
Memberitahukan kepada keluarga pengantin wanita yang diikuti oleh kebiasaan dan tradisi termasuk pembicaraan "aji Krama (harga adat)" yang terdiri dari nilai 33-66-100 dengan dasar penilaian uang "kepeng Tepong (Koin Kuno Berlubang)" atau "kepeng jamaq (uang modern)", bahkan kadang-kadang pemberitauan selabar ini ditambah dengan permintaan untuk wali juga.

Jemput Wali (Bait Wali)
Mengambil wali perempuan itu, langsung bisa ketika selabar atau beberapa hari setelah selabar . Itu semua tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak. "Wali" ini berarti seorang saksi pernikahan dari pihak keluarga perempuan.
Mengambil Janji 
Bicara tentang "sorong serah dan aji krama" sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di desa atau desa asal calon mempelai wanita.

Sorong Serah
Pelaksanaan inti dari "Serah Sorong" adalah pengumuman resmi dari pernikahan seorang pria dengan seorang wanita dan tidak lagi bicara tentang hal yang berhubungan dengan materi.

Nyongkolan
Biasanya dilakukan sesudah atau beberapa hari setelah upacara pernikahan, atau bahkan pada hari yang sama, pria disertai keluarga pengantin datang mengunjungi keluarga perempuan yang diiringi oleh kerabat dan keluarga besar, tetangga dan teman-teman dari pengantin wanita dengan menggunakan pakaian tradisional atau diiringi gamelan "Gendang Beleq / drum besar. "Dalam prosesi garis panjang, yang begitu ramai dan menyerupai karnaval.

Balas Telapak Kaki (Bales Lampak Nae)
Ini adalah tradisi pada akhir upacara adat perkawinan Sasak di Lombok. Baik dengan orang tua pengantin laki-laki akan mengunjungi secara khusus ke rumah orang tua wanita sehari setelah nyongkolan dengan tujuan untuk meningkatkan tali silaturrahmi antara kedua keluarga.

1 comment:

  1. prosesi pernikahan di suku saasak ini banyak sekali karena emg udah tradisi nya seperti itu

    http://www.marketingkita.com/2017/08/expedisi-pengiriman-dalam-ilmu-marketing.html

    ReplyDelete

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR COY......!!!