Showing posts with label Bela Diri. Show all posts
Showing posts with label Bela Diri. Show all posts

TEKNIK DASAR BERMAIN RUYUNG ATAU NUNCHAKU BAGIAN 2

Herman Shofyan
Video tutorial teknik bermain ruyung ini adalah lanjutan dari video tutorial bermain ruyung sebelumnya yaitu  TEKNIK DASAR BERMAIN RUYUNG ATAU NUNCHAKU BAGIAN 1.

TEKNIK DASAR BERMAIN RUYUNG ATAU NUNCHAKU BAGIAN 1

Herman Shofyan
Video tutorial ini saya harapkan mampu memberikan saudara sekalian pengetahuan tentang cara bermain ruyung dan untuk menghilangkan perasaan takut anda saat akan memainkan ruyung. Tutorial video lainnya silahkan lihat di :
TEKNIK DASAR BERMAIN RUYUNG ATAU NUNCHAKU BAGIAN 2

Teknik Memainkan Golok dan Ruyung

Herman Shofyan
Teknik Memainkan Golok dan Ruyung

Memainkan Golok ataupun Ruyung sangatlah mudah asalkan kita memiliki kemauan dan sedikit nyali. Contohnya adalah Video dibawah ini, silahkan diperhatikan dan pelajari setiap hari. Olah Raga itu Asyik kawan, apalagi yang seperti ini, akan membuat kita menjadi kelihatan macho dan jantan...


PETARUNG DARI SUKU SASAK

Herman Shofyan
BUDAYA TARUNG PERESEAN

Gladiator dari Suku Sasakperesean sesungguhnya lebih mirip aksi gladiator zaman Romawi Kuno, tapi minus pedang. Senjata yang dipakai dalamperesean hanyalah penjalin (rotan) untuk pemukul, dan perisai (ende) yang terbuat dari kayu yang dilapisi kulit sapi.

Pertarungan peresean sangat agresif. Diiringi tabuhan gamelan yang provokatif dan menggugah semangat tarung. Alat musik pengiringnya antara lain kendang, suling, gong, rincik/simbal, serta kajar.

Di arena peresean, para petarung sa ling serang untuk menjatuhkan lawan. Sesekali mereka menari-nari setelah mendapatkan sabetan penjalin untuk mengaburkan rasa sakit.

Memukul kepala lawan menjadi sasaran utama agar meraih kemenangan mutlak. Penonton peresean selalu terbawa emosi perang dan andrenalinnya tergugah saat menyaksikan para petarung saling serang.

Petarung yang andal (pepadu) meng akhiri pertarungannya dengan bekas pukulan penjalin yang mengerikan. Bilur-bilur merah tampak pada kulit bagian punggung dan tangan, bahkan ada yang sampai menyobek lapisan kulit. Beberapa pulang dengan kepala bocor dan harus mendapatkan jahitan tim medis yang sudah siap di sekitar arena peresean.

Pepadu tidak juga mengutamakan menang atau kalah. Mereka juga tidak mengejar hadiah. Pepadu bertarung untuk hiburan.

Di arena peresean, pepadu lebih menonjolkan spor tivitas dan mengasah mental. Meskipun berdarah-darah, pertarungan tidak akan dilanjutkan di luar arena. Tidak ada istilah balas dendam. Sudah dijamin, adu ketangkasan yang berisiko tinggi itu hanya terjadi di dalam arena.

Peresean dipimpin seorang wasit (pekembar). Pekembar ada dua, yaitu wasit pinggir (pekembar sedi) yang mencari pasangan petarung yang akan diadu di arena, dan wasit tengah (pekembar tengah) yang memimpin pertandingan.

Pekembar yang memimpin pertarungan akan membunyikan peluit saat akan menghentikan pertarungan. Peresean untuk pemula hanya berlangsung tiga ronde. Tetapi untuk level senior, para pepadu akan bermain empat ronde. Pemula biasanya hanya mencari lawan tanding secara acak di sekitar arena pertarungan. Biasanya ditunjuk dari penonton yang semuanya memang sudah siap bertarung jika mendapatkan lawan tanding yang seimbang.

Untuk event besar, para pepadu luar daerah dari seluruh Nusa Tenggara Barat akan diundang. Biasanya saat digelar acara seperti itu, para pepadu senior akan turun gunung mewakili daerah masing-masing.

Jika para pepadu senior bertarung, sudah dijamin pertarungan akan mene gangkan. Jika pepadu ditunjuk bertarung dan diberi lawan, mereka pun pantang menolak. Pepadu akan masuk arena dan memulai pertarungan.

Peresean dari suku Sasak tidak hanya mengandalkan mental, tetapi juga fi sik, teknik bertarung, dan mistis. Sebab, pepadu tidak dilarang membawa jimat kekebalan dan arena peresean kerap dipakai untuk adu sakti antar-pepadu.

Sering kali terjadi, ketika pepadu sudah berada di dalam arena, pertarungan tidak dilanjutkan karena salah satu di antara pepadu merasa kalah secara mistis. Senjata penjalin yang dipakainya berubah menjadi lembek dan tidak bisa dipakai bertarung.

Pertarungan peresean juga merupakan ajang mempertahankan harga diri pepadu. Tiap pepadu memiliki teknik untuk menghindari kekalahan yang memalukan. Untuk itu, mereka mengikat kepala memakai sapuq dengan teknik tersendiri agar ketika terkena kepala dan membuat bocor, tidak terlihat oleh penonton.

Pepadu yang sudah terkenal di Pulau Lombok biasanya memiliki nama julukan. Seperti sebutan Arya Kamandanu dan Piring Nadi. Julukan tersebut diberikan sesuai dengan kelihaian bertarung di arena peresean.

Salah satu pepadu yang memiliki julukan Piring Nadi menceritakan penga lamannya, bahwa saat bertarung di arena, ia menggunakan jurus bertarung untuk mengalahkan lawan. Salah satu jurus sederhananya adalah membuat pukulan tipuan agar bisa melukai lawan.

Peresean terus lestari di Pulau Lombok Hingga sekarang, seni tradisi masa lampau itu masih dimainkan paling tidak saat perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus, musim kemarau untuk memohon hujan, pensucian benda-benda pusaka dan masih banyak lagi. Tujuannya bukan untuk jago-jagoan, melainkan hanya untuk hiburan dan mengetes mental para pemuda.

Foto Senjata Tradisional Terkuat

Herman Shofyan
SENJATA TRADISIONAL TERKUAT DI KAMPUNGKU


1. Pisau Umar Maye
    Pisau Ini tidak Pernah bisa berkarat walaupun usianya sudah ratusan tahun, lapisan gagangnya terbuat dari emas murni. Pisau Umar Maye ini tidak pernah tumpul meskipun sudah berusia lama.

 2. Golok Datu
     Golok ini menurut keyakinan turun temurun tidak boleh diasah, jika diasah akan menyebabkan orang yang mengasahnya mati tanpa sebab yang jelas. Golok datu ini sangat kuat, jika ia di pukulkan pada besi yang lain maka besi itu akan patah.
3. Golok Datu dan Pisau Umar Maye
    Golok datu dan Pisau Umar Maye sangat bagus jika dibawa berpasangan karena diyakini mempunyai keserasian sehingga membuat orang yang membawanya merasa berani, bijak, dan percaya diri.




 

Tangguh

Herman Shofyan

Kisah Anton Krotov “Backpacker Muslim” Keliling Dunia Tanpa Modal


Jarum jam menunjuk pukul 23.00 Kamis lalu (4/3). Jalanan di Jakarta sudah senyap. Seorang pria kulit putih berjenggot lebat tampak sedang berkonsentrasi menghadap layar komputer jinjing di sebuah rumah di bilangan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Beberapa kali pria itu membenahi sarung yang melingkar di pinggangnya. Dahinya mengernyit sembari mengetik deretan kalimat dalam bahasa Rusia. Dialah Anton Krotov, salah seorang pencetus metode perjalanan ekstrem berkeliling dunia tanpa modal.

Malam itu adalah hari terakhir dia tinggal di Jakarta. Beberapa minggu sebelumnya, dia sempat tinggal di Aceh sebelum mampir dua malam di Jakarta. Dalam kunjungan keempatnya ke Indonesia kali ini, Anton berencana menyusur Pulau Jawa dengan kereta dan transit di Solo, Jawa Tengah, serta Kota Malang, Jawa Timur.

Minggu depan, dia segera melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini. “Dalam setahun, sembilan bulan saya habiskan berkelana di jalanan dan berkeliling dunia. Tiga bulan sisanya saya pulang ke Moskow atau menetap di satu negara,” ujar Anton dalam bahasa Inggris berlogat Rusia. Jawa Pos berhasil menemuinya malam itu atas bantuan Duta Besar Backpacker Indonesia Nancy Margaretha.


Anton mencatat, dirinya telah berkelana ala hitchhiking atau menumpang gratis kendaraan darat sekitar 700 ribu kilometer. Mantan wartawan itu pun telah memublikasikan informasi perjalanan dan ragam tip dalam situs berbahasa Rusia www.avp.travel.ru. Dia juga telah menerbitkan 37 judul buku yang sebagian telah diterjemahkan dari bahasa Rusia ke beragam bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Anton sukses menjual sekitar 200 ribu kopi berbagai judul buku perjalanan tersebut. Yang paling diminati adalah buku saku berjudul Practice of Free Travels or Free Travel in Practice. Buku itu memuat cara-cara berkeliling dunia dan bertahan hidup di medan-medan sulit, termasuk teknik berkelana tanpa modal.

Anton memulai hobi berkelana ekstrem pada 1991 ketika berusia 15 tahun. Saat itu, dia menyisir daratan Uni Soviet yang luasnya 2/3 seluruh daratan bumi. Padahal luas resmi negara yang kini bernama Rusia itu tercatat 17.075.400 kilometer persegi atau sembilan kali luas Indonesia.

Ketika itu, dia hanya membawa satu koin 60 sen dan menjelajahi bekunya suhu Rusia selama dua bulan. Perjalanan ditempuh dengan numpang semua jenis moda transportasi, mulai mobil pribadi, truk barang, sampai helikopter. Sukses menaklukkan 86 di antara total 89 provinsi di Rusia yang dinilai merupakan medan terberat di muka bumi membuat dirinya ketagihan. Anton pun mulai intensif menjejakkan kaki di benua-benua lain dan berkelana. Hingga saat ini, dia telah berkunjung ke 49 negara.


Ciri khas Anton adalah gemar mengunjungi negara yang dimusuhi Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Terutama yang dicap negara konflik, negara teroris, negara endemi penyakit, atau negara miskin. Dengan begitu, dia bisa memberitakan kepada dunia tentang fakta-fakta riil di kawasan tersebut melalui buku serta situsnya.

“Kesimpulan saya, tidak ada manusia jahat. Saya pergi ke Somalia, Angola, Sudan, Madagaskar, Afghanistan, Pakistan, Tajikistan, Indonesia, serta negara-negara lain, mereka semua ramah kepada saya,” ujarnya.  Menurut pria yang 10 tahun silam memeluk Islam itu, di negara-negara konflik justru banyak tersembunyi tempat eksotis. Spot wisata tersebut terkubur kesan angker yang diembuskan negara-negara Eropa dan AS. Melalui buku dan tulisannya, Anton membuka tabir dan mengoreksi travel warning. Tulisannya mendalam dan objektif karena rata-rata dua hingga empat kali dia mengunjungi negara yang sama dalam kurun waktu berbeda sejak 20 tahun terakhir.

Dalam satu dekade belakangan, kata dia, kesan orisinalitas bangsa dunia telah luntur. Dampak globalisasi dan modernisasi telah menyentuh pedalaman Afrika, Timur Tengah, serta Asia. Afghanistan dan Pakistan, misalnya, bukan lagi negara Islam layaknya 10 tahun silam. Warga di sana, lanjut Anton, sangat materialistis setelah listrik, internet, dan telepon seluler menjamur. Semakin banyak yang mahir berbahasa Inggris dan kerap menaikkan harga jika bertemu turis kulit putih. “Sedikit-sedikit dollar Mister, dollar Mister… Mereka kini menyembah uang,” ungkapnya lantas tersenyum kecut.


Ironisnya, di negara-negara Islam itu mulai banyak berdiri kafe, supermarket, dan bar. Penduduk kini bisa mengonsumsi bir secara bebas menirukan budaya Barat. Di Tajikistan Timur misalnya, pada 1999″2001, siapa saja bisa masuk tanpa visa. Turis cukup membayar dengan tembakau atau beberapa belas dolar saja.

Negara yang sulit dijelajahi backpacker, kata Anton, adalah Tiongkok. Sebab, sangat sedikit warganya yang pandai berbahasa asing. Untuk memudahkan berkomunikasi ketika berada di negara itu, dia merancang metode khusus dengan kartu kata. Dia mencetak 50 kata penting dalam kartu bolak-balik. Satu sisi bertulisan bahasa Mandarin dan sisi lain bahasa Rusia. Jika menginginkan sesuatu, dia tinggal menunjukkan kartu kata tersebut kepada warga lokal.

Tip simpel lain, mereka yang ingin berkeliling dunia setidaknya harus mempelajari 200 kata dalam bahasa lokal di tiap negara yang akan dikunjungi. Kata-kata itu sebaiknya berkaitan dengan kebutuhan primer seperti makan, sandang, dan tempat berteduh. Namun, Anton lebih suka menghafal satu kalimat manjur. Apa itu” “Saya tidak punya uang,” ujarnya lantas tertawa.


Tip-tip itu juga disusun dalam materi kurikulum dan diajarkan kepada sesama backpacker melalui lembaga pendidikan informal, yakni Academy of Free Travel. Anton menjabat presiden di lembaga yang kursusnya dilangsungkan berpindah-pindah di berbagai negara itu. Untuk keperluan tersebut, setahun sekali dia menetap selama sebulan dan menyewa rumah di sebuah negara. Di sana, Anton mengundang murid-muridnya dari berbagai negara untuk datang dan berbagi ilmu. Setelah kursus selesai, mereka pun menyebar kembali berkelana membelah penjuru globe.

Menjelang wawancara berakhir, Anton sempat meminta peta dunia buatan Indonesia dan sebuah pena. Sembari ngobrol, dia menunjukkan bahwa peta cetakan lokal itu memiliki banyak kesalahan. Misalnya, sejumlah perbatasan negara yang tidak sesuai di wilayah Afrika dan Timur Tengah. Ada juga pulau-pulau milik Rusia yang dimasukkan ke wilayah Jepang. Dia juga menggambar jaringan jalan baru yang diketahuinya dalam perjalanan. Sebab, bagi pengelana seperti dirinya, pengetahuan peta dan kompas merupakan hal nomor satu yang wajib dimiliki.


Selain memperbaiki peta, Anton memiliki kebiasaan lain, yakni selalu menelepon orang tuanya sebelum tidur dengan fasilitas telepon internet. Itu dilakukan untuk menghormati ayah dan ibunya. Selain itu, agar keselamatan selalu diberikan Allah SWT. “Yang saya pelajari sebagai orang Islam, jika saya salat dan tidak minum alkohol, di mana pun berada, saya akan dibantu dan disayangi orang asing,” katanya.

Sepanjang 2012, jadwal Anton sudah padat. Dia akan mengunjungi Damaskus (Syria), Krasnoyarks (Rusia), Kunming (Tiongkok), dan mengadakan kelas Academy of Free Travel di Guatemala. Pada 2013, kelas akan berpindah ke Madagaskar. Dia berjanji membawa berita-berita baik ke negara-negara itu dan berharap bisa membawa pesan damai Islam di mana pun berada.


Read More: http://www.unikaja.com/2011/03/kisah-anton-krotov-backpacker-muslim.html#ixzz1G6YDirS8

Pria Sasak Sejati

Lombok Lauq

Budaya Tarung Presean – Simbol Kejantanan Taruna Suku Sasak di Pulau Lomboki

Budaya Presean atau bertarung dengan rotan memang sudah dikenal masyarakat Lombok sejak lama. Namun budaya yang penuh dengan kekerasan itu berubah menjadi unik ketika dipadukan gaya bela diri yang unik dan lucu dari pemainnya.
Dengan bertelanjang badan dan sebuah rotan di tangan kanan serta sebuah perisai yang terbuat dari kulit binatang di tangan kiri, dua orang pemuda yang dikenal dengan nama pepadu ini bersiap saling mengadu kejantanan didepan ratusan penonton yang mengelilingi mereka diluar arena.
Sambil menari-nari kedua orang pemuda ini saling menghalau lawan dengan rotan di tangannya tanpa rasa cemas atau takut badannya dijadikan sasaran empuk kayu rotan lawan.
Pemandangan seperti ini salah satunya terjadi di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Barat. Menariknya, beberapa orang mahasiswa asing yang berasal dari negara-negara sahabat ambil bagian meramaikan kegiatan ini dengan ikut bertarung.
Tingkah laku mereka tentu saja memancing gelak tawa dan tepuk tangan peserta dan masyarakat. Bahkan ada diantara mereka yang bertanding menggunakan jurus-jurus bela diri sehingga menambah meriahnya gelak tawa dan tepuk tangan dari penonton.
Digelarnya acara Presean ini memang merupakan rangkaian pengenalan dan sekaligus promosi daerah Nusa Tenggara Barat yang kaya akan kebudayaannya kedepan dengan kedatangan para pemuda dalam program Darma Siswa ini akan mampu menambah daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Lombok
Presean adalah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok). Acara ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut pepadu. Presean bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot sehabis mengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu.
Hingga akhirnya lestari sampe sekarang ini menjadi hiburan perayaan yang diadakan setiap memperingati 17an. Oiya, konon presean juga salah satu bentuk upacara memohon hujan bagi suku sasak di musim kemarau.
Uniknya dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan secara khusus. Pepadu atau petarung dicomot dari penonton yang mau adu nyali dan ketangguhan mempermainkan tongkat rotan dan perisai yang disediakan. Penonton/calon peserta bisa mengajukan diri atau dipilih oleh wasit pinggir (pakembar sedi). Setelah mendapat lawan, pertarungan akan dimulai dan dimpimpin oleh wasit tengah (pekembar).
Duel dua pepadu diadakan dalam lima ronde, pemenangnya ditentukan oleh hasil nilai yang diperoleh atau salah satu pepadu bocor kepala, bedarah-darah, ato kibar bendera putih. Kami sempet menyaksikan dua pertarungan sore itu, cukup bikin bergidik waktu ngeliat itu rotan menderu diayun-ayun saling hajar tubuh lawan. Beuh…kena jidat bisa jengkang tuh!
Peraturan perang presean cukup sederhana, pepadu tidak boleh memukul bagian bawah perut lawannya (paha, kaki, apalagi selangkangan :P ). Nilai tertinggi diperoleh jika pepadu berhasil ngemplang ndas musuhe. Uniknya, di sela-sela pertarungan para pepadu plus para wasit harus menari jika musik dimainkan. Mungkin maksudnya untuk melepas ketegangan selama jalannya pertandingan. Asik juga ngeliatnya, sesaat para petarung saling baku hantam, beberapa detik kemudian mereka menari sembari tertawa dan mencari-cari celah kelemahan lawan, sedetik kemudian rotan keras menghantam perisai – plak!, lalu mereka menari lagi… Amazing dan mendebarkan!
Tarian rotan dari Lombok ini  sudah dikenal masyarakat Sasak secara turun temurun. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat  yang menjadi ritual untuk memohon hujan ketika kemarau panjang. Sebuah tradisi-yang dalam perkembangan kemudian-sekaligus berfungsi sebagai hiburan yang banyak diminati. Sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah, Presean Lombok pun mulai sering dilombakan.
Pertandingan diakhir dengan salam dan pelukan persahabatan antar petarung. Tanda tiada dendam dan semua hanyalah permainan! Benar-benar sportif.
Adegan seperti ini sering di lakukan masyarakat pulau lombok apa bila ada acara adat tidak heran masyarakat sangat antusias untuk menonton acara seperti ini,selain dapat menarik wisatawan mancanegara wisatawan lokal pun berbondong-bondong menyaksikan acara ini.
dalam adengan presean tidak jarang salah satu dari orang yang presean mengalami luk yang cukup hebat tapi mereka tetap senang dan bergembira

Nunchaku Style

Lombok Lauq