Biografi Muammar Qaddafi
Terlahir sebagai seorang Badawi di daerah padang pasir pada tahun 1942 di Surt, Libya, Muammar Qaddafidijarai tradisi untuk memerangi imperialisme. Kakeknya dibunuh oleh pemerintah kolonial Italia pada tahun 1911. Namun, dia tidak menunjukkan rasa terima kasih sama sekali kepada Inggris atas jasanya mengusir Italia dari Libya pada Perang Dunia II, karena menurutnya, “semua orang Eropa itu sama saja”.
Sejak belia, Qaddafi mengidolakan Gamal Abdel Nasser, tentara Mesir yang menguasai Mesir melalui kudeta pada tahun 1954 dan menasionalisasi Terusan Suez. Sebagai seorang anaka kecil, dia suka mendengarkan radio Kairo. Ketika berumur 16 tahun Qaddafi memulai jaringan revolusinya sendiri dan berencana menggulingkan rajanya, Raja Idris, meskipun raja telah memutuskan hubungan dengan sekutu sebelumnya, yakni Inggris dan bergabung dengan Liga Negara-negara Arab.
Pada tahun 1959, minyak ditemukan di Libya. Penemuan ini membuat Negara itu makmur sekaligus membawa banyak orang asing masuk untuk membangun perusahaan-perusahaan minyak. Sementara itu, di Universitas Libya, Qaddafi memulai mempelajari sejarah dan ilmu politik. Sebenarnya di adalah penganut Marxisme, tetapi kemudian menolak komunisme karena ajaran Islam yang dianutnya. Di Universitas, dia menjadi terkenal karena dianggap sabagai pembawa masalah karena kutukannya kepada Israel dan Zionisme.
Menyadari Nasser bisa karena berkuasa karena angkatan bersenjata, begitu menyelesaikan studinay pada tahun 1964, Qaddafi mendaftarkan diri di Akademi Militer Libya di Benghazi. Di sini dia dan teman-temannya melanjutakan rencana untuk menggulingkan pemerintah Libya. Setelah lulus dari Akademi tahun 1965, dia menghabiskan waktu selama setahun di Inggris untuk mempelajari signal (tanda) dan taktik perang. Ketika kembali ke negarannya, dia dipromosikan menjadi Ajudan Korps Signal.
Pada tahun 1969, Qaddafi dan teman-tamannya yang juga masih muda menangkap para perwira senior yang berencana akan menggulingkan Raja dan mengambil alih rencana itu dengan melaksanakan kudeta berdarah. Mereka menguasai Istana Raja, kantor-kantor pemerintahan, stasiun radio dan TV, serta surat kabar. Saat itu, Qaddafi baru brumur 27 tahun. Namun, beberapa konspirator masih tetap ingin melestarikan hubungan dengan Negara Barat, sehingga Qaddafi minta bantuan Nasser. Dengan bantuan tentara Nasser, Qaddafi memastikan bahwa aliran anti-Baratnya tidak ada yang menentang. Basis Amerika Serikat dan Inggris ditutup, serta pada tahun 1970, orang-orang Yahudi dan Italia diusirnya dari Libya.
Qaddafi berusaha menerapkan sosialisme Nasser, menguasai perusahaan-perusahaan minyak, dan memulai industrialisasi dengan cepat. Namun, usahanya kini mengalami kegagalan. Dia juga mencoba mengekspor semangat revolusinya ke Negara-negara tetangganya. Akibatnya, terjadi usaha kudeta di Sudan dan Mesir. Selain itu, dia terlibat dalam perang saudara di Chad yang berlangsung lama.
Berdasarkan ajaran Islam yang dianutnya, Qaddafi melarang peredaran alcohol dan perjudian. Dia mulai mengagung-agungkan diri dan visinya tentang sosialaisme Islam di dalam bukunya, The Green Book, yang terbit dua volume pada tahun 1976 dan 1980. Rezimnya mendukung banyak gerakan revolusioner atau kelompok teroris, termasuk tentara IRA di Irlandia Utara, the Black Panther and the Nation of Islam di Amerika Serikat, serta Carlos”the Jackal”.
Lawn-lawan politiknya yang sudah keluar dari negaranya juga dibunuh oleh agen-agennya yang juga mendukung teroris di Eropa. Dia juga dianggap telah memeberikan suntikan dana kepada Gerakan September Hitam (te Black September Movment) dan bertanggung jawab terhadap penculikan atlet-atlet Israel saat Olimpiase di Munich pada tahun 1972.
Pada tahun 1979, pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat menembak jatuh dua pesawat tempur Libya di atas Teluk Sidra. Insiden ini memperburuk hubungan kedua Negara. Setelah menyatakan Libya sebagai “Negara sponsor terorisme”, Amerika Serikat menutup kedutaanya di Tripoli pada Februari 1980. Sementara itu, Libya juga menutup kedutaanya di Washington. Pada Januari 1986, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan memerintahkan penghentian hubungan dagang dan ekonomi dengan Libya. Langkah ini disusul dengan pembekuan asset-aset Libya di Amerika Serikat. Bukan hanya menutup diplomatic, keuangan dan perdagangan, tetapi juga berusaha menyingkirkan Khadafi. Pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat membombardir Tripoli, Benghazi, dan rumah Khadafi pada April 1986.
Tindakan itu sebagai balasan atas pemboman sebuah diskotek di Berlin Barat yang digunakan sebagai tempat hiburan tentara Amerika Serikat. Gempuran pesawat tempur Amerika ini menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk putrid Khadafi yang masih kanak-kanak. Namun, polisi AS dengan Libya makin tersudut menyusul terjadinya ledakan pesawat Pan Am dengan nomor penerbangan 103 pada bulan Desember 1988. Pesawat yang berangkat dari London menuju New York meledak diatas Lockerbie, Skotlandia, menewaskan 259 orang uang ada di dalamnya dan 11 orang yang berada di darat. Akibat tindakan itu, Dewan Keamanan PBB menerbitkan Resolusi 748 dan 883 pada tahun 1992/1993. Ini resolusi itu adalah menjatuhkan sanksi atas Libya, membekukan asset-aset, dan mengembargo perlengkapan penambangan minyak secara selektif.
Pada tahun 1999,Libya menyatakan bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie. Tripoli menyerahkan dua terdakwa peledakan pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi kepada keluarga korban senilai 2,7 miliar dolar AS pada tahun 2003. Atas langkah ini, Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi yang telah ditetapkan pada tahun 1992/1993. Pencabutan sanksi ini juga didukung oleh Amerika Serikat. Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah missal dan segera memusnahkan semua program tersebut pada bulan Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan antara Tripoli dan Washington.
Sejak kedua Negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatic, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya, Keputusan Washington pada tanggal 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Mencairnya hubungan antara Khadafi dan Presiden George W Bush barangkali bisa memberikan pengaruh perkembangan perdamaian global.
0 comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR COY......!!!